Pasar Seni ITB 2025 Hadirkan Pre-Event “Saling Senggol” Sebagai Ruang Kolaborasi Antar Generasi

Fachrizal Hutabarat

Pasar Seni ITB 2025 menghadirkan pre-event Saling Senggol sebagai ruang kolaborasi seni, musik, dan kreatif yang memeriahkan jelang acara puncak pada 19 Oktober mendatang.

MENYAMBUT gelaran Pasar Seni ITB 2025, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB menggelar acara pra-event bertajuk Saling Senggol pada Sabtu, 16 Agustus 2025 lalu di Lapangan Merah, Gedung CAD ITB, Bandung. 

Acara ini berlangsung mulai pukul 12.00 hingga 22.15 WIB dan terbuka untuk masyarakat luas.

Dengan mengusung tema Pattern Recognition, Saling Senggol dihadirkan sebagai ruang kolaborasi antar generasi, mulai dari mahasiswa, alumni, hingga masyarakat umum untuk saling terhubung dan merayakan kreativitas.

“Acara ini bukan sekadar hiburan, tapi juga ruang pertemuan antaralumni, mahasiswa, dan masyarakat untuk berbagi kreativitas. Semangatnya, semua bisa saling senggol dalam arti positif: saling mendukung, saling mengapresiasi, dan saling menginspirasi,” kata Madeline Ann selaku Ketua Divisi Media Partner Pasar Seni ITB 2025.

Acara ini dimeriahkan oleh penampilan band-band alumni FSRD ITB yang penuh energi, serta penampil audisi yang terpilih untuk menunjukkan karya terbaik mereka. 

“Kami sengaja menghadirkan Saling Senggol sebagai pemanasan sebelum puncak Pasar Seni ITB 2025. Di sini publik bisa merasakan energi kolaborasi lewat musik, karya seni, dan Pasar Senggol yang penuh warna,” lanjut Madeline Ann. 

Selain pertunjukan musik, Pasar Senggol menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Di sini, karya seni dan produk kreatif mahasiswa serta alumni dipamerkan sekaligus dijual, mendorong semangat wirausaha dan mendukung ekosistem ekonomi kreatif lokal.

Pasar Seni ITB dikenal sebagai acara seni terbesar di Indonesia, yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali sejak 1972. 

Festival ini menjadi wadah pertemuan seniman, desainer, musisi, serta masyarakat luas untuk berkolaborasi dalam satu ruang. 

Lebih dari itu, Pasar Seni ITB menjadi ruang kolaborasi seni lintas generasi bagi mahasiswa, alumni, dan masyarakat.

Melalui Saling Senggol, ITB ingin membangun fondasi kebersamaan menuju acara puncak Pasar Seni ITB 2025, yang dijanjikan akan menghadirkan kemeriahan lebih besar dan pengalaman seni yang tak terlupakan.

Pasar Seni ITB telah memiliki sejarah panjang. Festival ini diakui sebagai salah satu festival seni terbesar di Asia Tenggara, pernah mencatat rekor 700.000 pengunjung dalam sehari pada tahun 2014, menampilkan lebih dari 300 tenant seni, kuliner, dan kreatif, serta menghadirkan 3 panggung utama dengan pertunjukan musisi nasional maupun tradisional. 

Sebelumnya, upacara seremoni pembukaan rangkaian acara telah dilaksanakan pada 25 Mei 2025 lalu di Lapangan Merah, FSRD ITB. Acara ini juga menampilkan peluncuran logo resmi dan pembukaan pameran sejarah Pasar Seni di Galeri Soemardja.

Kemudian, pameran “Kilas Balik: Lima Dekade Pasar Seni ITB” digelar di Galeri Soemardja dari 25–31 Mei 2025, menyajikan arsip visual dan artefak dari masa 1972 hingga 2014 sebagai refleksi perjalanan panjang festival ini.

Selanjutnya, berbagai program kreatif seperti Pasa, Semangat Rupa, Laka Laku, Nyemal Nyemil, Saling Sua, serta event seperti Beranda Bersama, Sepanjang Masa, Saling Senggol, Tapak Meriah, dan masih banyak lagi dijadwalkan sepanjang Juni hingga September sebagai bagian dari ekosistem kreatif partisipatif.

Hari puncak Pasar Seni ITB 2025 akan digelar pada Minggu, 19 Oktober 2025 mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Seluruh kawasan Kampus ITB Ganesha akan disulap menjadi ruang seni raksasa, mencakup Jalan Ganesha, area Gelap Nyawang, hingga Tamansari yang dihidupkan melalui aktivasi ruang publik. 

Festival ini menghadirkan lebih dari 300 stan kreatif yang melibatkan 50 komunitas dan seniman, serta menampilkan lebih dari 20 penampil lintas genre. Pengunjung juga akan dimanjakan dengan tiga panggung utama, yang menyuguhkan pertunjukan musik, teater, hingga karya eksperimental. 

Tidak hanya itu, tersedia lebih dari 30 instalasi artistik yang bersifat interaktif, parade kostum, pameran seni, kuliner, dan workshop kreatif untuk berbagai kalangan. 

Dengan mengusung tema besar “Setakat Lekat: Laku, Temu, Laju” dan subtema “Meruang: Ruang, Rasa, dan Rupa”, Pasar Seni ITB 2025 ingin menghadirkan pengalaman seni yang menyatukan dunia nyata dan maya sekaligus mempercepat interaksi lintas disiplin dan generasi. 

Skala penyelenggaraan yang masif ini diproyeksikan mampu menarik hingga 600.000 pengunjung, melampaui rekor sebelumnya, sekaligus meneguhkan kembali posisi Pasar Seni ITB sebagai festival seni terbesar di Indonesia.

Topik:
Share:
Facebook
X
LinkedIn
Threads
WhatsApp
Related Post