GELOMBANG teknologi kecerdasan buatan (AI) tengah melanda dunia, termasuk Indonesia. Perubahan ini membawa peluang sekaligus tantangan besar, terutama bagi kesiapan talenta digital.
Menyadari hal itu, pada Kamis, 11 Agustus 2025, Radya Labs menggagas Ruang Cipta 2025, sebuah expo inovasi yang bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus) untuk mempercepat lahirnya generasi digital yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu menjadi pencipta inovasi.
Pada acara yang berlangsung di Ganara Art, Fx Sudirman itu, turut menghadirkan pembicara utama seperti Dr. Andreas Chang (Director Binus University International), Agustin Peranginangin (Ketua Umum IA-ITB), CEO Radya Labs Puja Pramudya, Founding Partner DSK Ventures Rama Mamuaya, Chief of AI Radya Labs Hari Bagus Firdaus, dan Fintech Product & Operations Advisor Nadhira Ayuningtyas.
Chief Executive Officer Radya Labs, Puja Pramudya, menegaskan expo Ruang Cipta diadakan untuk mengingat pentingnya pembaruan program seiring dengan pesatnya perkembangan AI.
“Semakin berkembangnya teknologi AI, maka kita harus update lagi programnya, bukan hanya membicarakan coding talent saja tetapi inovasi maju yang tentunya bermanfaat bagi banyak orang dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” Kata Puja saat jalannya acara.
Puja melanjutkan, Ruang Cipta dihadirkan sebagai wadah kolaboratif untuk menciptakan ekosistem pembelajar yang inovatif dan berorientasi pada karya bermanfaat.
“Kami mau menggeser masalah menjadi peluang dan peluang menjadi solusi, membuat startup bukan lagi soal supply dan demand, tetapi kita mencoba bermain di knowledge yaitu mengembangkan Intelligence Quotient (IQ) menjadi skill dan skill menjadi Intellectual Property (IP) yang bisa membangun dan berkembang untuk masa depan,” lanjut Puja.
Selain itu, Director Binus University International, Dr. Andreas Chang, M.BA, selaku tuan rumah acara, menyampaikan pentingnya integrasi AI dalam pendidikan.
“Di sinilah kita menciptakan ruang, waktu dan segala fasilitas supaya mahasiswa kita selalu bisa kreatif inovatif dan ada syarat lulus bukan hanya IPK dan SKS saja, tapi ada juga poin kegiatan supaya bisa aktif, mendidik dan memberdayakan bangsa dan mereka diwajibkan bekerja sosial selama 30 jam untuk menjadi nilai tambah,” katanya.
Senada, Ketua Umum Ikatan Alumni ITB (IA-ITB), Agustin Peranginangin, menekankan perlunya kolaborasi lintas pihak.
“Saya menggugah teman-teman, jangan bersenang diri, yuk kita berkolaborasi sambil kita memperbaiki diri, menguatkan daya saing individu dan juga berbuat baik untuk bangsa dan negara, ruang yang kita tawarkan pada hari ini adalah salah satu platform yang dapat kita kerjakan bersama-sama,” ucapnya.
Pada acara tersebut juga hadir beberapa tenant di bidang literasi teknologi dan AI yang turut mempromosikan jasa perusahaan mereka kepada pengunjung.
Selain itu, sesi pertama pada acara expo tersebut juga menghadirkan VP Digital Product Bluebird Group Ario Dhimas, perwakilan ParagonCorp Kamal Muzakki, serta Raissa Almada (Entrepreneurship and Incubation Section Head Binus) sebagai pembicara.
Sedangkan, pada sesi kedua hadir Plt. Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Kominfo Sonny Sudaryana, AI Skill Director for Indonesia at Microsoft Elevate Arief Suseno, serta Miss Indonesia Priyanka Puteri Arifita dari Top Bandung Utama.
Dengan kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah, Ruang Cipta 2025 diharapkan mampu menjadi inkubator ide, ruang eksperimentasi, sekaligus jembatan bagi lahirnya inovasi.
Jika konsisten dijalankan, inisiatif ini tak hanya menyiapkan generasi yang siap menghadapi era AI, tetapi juga menciptakan ekosistem kreatif yang berbasis ekonomi hijau, biru, dan kreatif, sebuah pondasi penting bagi masa depan Indonesia.