Pre-event SINESTESIA menjadi rangkaian acara pembuka dari Pasar Seni ITB 2025 pada 19 Oktober 2025 mendatang.
SETELAH lebih dari satu dekade vakum, Pasar Seni ITB akan kembali menyapa publik dengan semangat baru. Sebagai ajang pemanasan menuju festival utama nanti, panitia Pasar Seni ITB 2025 sukses menggelar pre-event bertajuk “SINESTESIA: Merayakan Kembali” di kawasan CAD ITB dan Galeri Soemardja, Minggu 25 Mei 2025.
Acara pre-event ini menjadi ruang pertemuan antara kenangan kolektif dan semangat berkarya, ditandai dengan pertunjukan video mapping kolaboratif bersama komunitas Arafura yang secara resmi memperkenalkan tema dan logo resmi Pasar Seni ITB 2025 mendatang.
Ketua Panitia Pasar Seni ITB 2025, Kayla Davina menyampaikan bahwa Sinestesia adalah “jembatan” pembuka menuju Pasar Seni 2025. Ia berharap event ini akan menjadi sebuah acara pembuka yang penuh makna.
“Kami ingin Sinestesia menjadi jembatan menuju Pasar Seni 2025, sebuah awal yang penuh makna,” kata Kayla Devina dalam keterangan rilisnya.
Mengusung tema “Merayakan Kembali”, pengunjung juga diajak menyelami kembali esensi Pasar Seni ITB lewat pameran kilas balik 5 dekade Pasar Seni di Galeri Soemardja. Hal ini menjadi titik temu antara kenangan masa lalu dan geliat seni masa kini.
Di Galeri Soemardja, pengunjung diajak menelusuri arsip dan artefak Pasar Seni dari lima dekade terakhir, mulai dari poster klasik hingga dokumentasi atmosfer acara yang pernah memikat ratusan ribu pengunjung sejak pertama kali digelar tahun 1972 itu. Ruang ini menjadi interaksi kreatif terbuka bagi komunitas dan publik.
Suasana hangat dan reflektif terasa kuat, terutama dengan kehadiran ratusan pengunjung dari berbagai kota yang datang untuk kembali merasakan denyut kreativitas kampus seni rupa terkemuka ini.
Lewat acara ini, Dekan FSRD ITB, Dr. Nurdian Ichsan berharap nantinya Pasar Seni ITB tidak akan hanya menjadi milik FSRD ITB semata, melainkan menjadi milik semua lapisan elemen masyarakat.
“Saya sangat percaya ini akan menjadi momentum perubahan. Pasar Seni kini bukan hanya milik FSRD, tetapi milik kita semua mahasiswa, dosen, alumni, dan masyarakat,” kata Nurdian Ichsan.
Pasar Seni ITB dengan status sebagai salah satu festival seni terbesar di Asia Tenggara telah menjadi tonggak penting dalam lanskap budaya Indonesia sejak pertama kali digelar pada tahun 1972 lalu.
Festival empat tahunan ini dikenal bukan hanya sebagai ajang pamer karya, melainkan juga sebagai ruang interaksi sosial dan kolaborasi lintas disiplin, yang menampilkan pertunjukan kolaboratif dan eksperimental tidak hanya terpatok dalam satu bentuk kesenian.
Pasar Seni Edisi 2025 kali ini menjadi sangat istimewa karena menandai kembalinya festival setelah tertunda pada Pasar Seni 2020 lalu yang batal akibat pandemi.
Tahun ini, Pasar Seni ITB hadir dengan semangat baru yang lebih inklusif, relevan dengan isu kontemporer, dan mengedepankan partisipasi komunitas lokal serta lintas generasi.
Pasar Seni ITB 2025 akan melibatkan lebih dari 200 seniman dan komunitas, 300 stan kreatif, tujuh wahana seni, serta tiga panggung utama.
Sementara, pada Pasar Seni 2014 lalu, pengunjung acara mencapai rekor 500.000 pengunjung dalam satu hari. Acara itu melibatkan lebih dari 300 tenant seni, kuliner, dan kreatif.
Kini, dengan rangkaian pre-event yang berlangsung sejak Mei hingga September 2025 mendatang, festival ini kembali menegaskan eksistensinya sebagai ruang yang terus bergerak, tumbuh, dan terbuka bagi siapa saja.
Acara pre-event SINESTESIA ini merupakan bagian dari serangkaian event Pasar Seni ITB 2025 yang berlangsung sejak Mei hingga September 2025 mendatang. Salah satu yang dinantikan adalah Pameran Sinarupa pada 28–29 Juni 2025.
Selama penyelenggaraan, kampus ITB akan disulap menjadi ruang galeri terbuka di sepanjang Jalan Ganesha, memamerkan karya-karya seniman yang dikurasi secara khusus. Hal ini menjadikan kawasan kampus sebagai ruang galeri terbuka yang bisa dinikmati siapa pun, tanpa sekat.
Pameran Sinarupa diperkirakan juga dilaksanakan bersamaan dengan Kongres Nasional XI IA-ITB. Kongres yang direncanakan berlangsung pada 28 Juni tersebut akan menentukan siapa Ketua Umum IA-ITB periode 2025-2029 yang baru lewat mekanisme pemilihan umum dengan sistem one man one vote.
Menurut Ketua IA-ITB Jabar, Jalu Priambodo, IA-ITB berencana mengadakan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan partisipasi alumni, seperti Buka Puasa Bersama, ITB Ultra Maraton, Pasar Seni, Seminar Kebangsaan, serta acara Pulang Kampus yang akan mempertemukan berbagai komunitas alumni di Kampus ITB.
“Sejumlah rangkaian kegiatan akan kita gelar sebagai rangkaian Kongres Nasional XI IA-ITB 2025. Kegiatan tersebut meliputi Buka Puasa Bersama, ITB Ultra Maraton, Pasar Seni, serta Seminar Kebangsaan.”
“Dan puncaknya pada acara kongres, IA-ITB juga akan menggelar Pulang Kampus dengan mengundang berbagai komunitas alumni ITB menyelenggarakan kegiatan bersamaan di saat Kongres Nasional IA-ITB di kampus ITB,” kata Jalu Priambodo.
Dengan adanya penyelarasan acara ini, IA-ITB berharap partisipasi alumni ITB semakin meningkat, sehingga dapat menjadi modal berharga bagi kepengurusan baru.
Setelah itu, acara puncak Pasar Seni ITB 2025 sendiri diperkirakan akan digelar pada 19 Oktober 2025 mendatang di Bandung. Event acara puncak tetap digelar hanya satu hari seperti tradisi sebelumnya.
Dengan semangat kolaboratif dari mahasiswa, dosen, alumni, dan masyarakat, Pasar Seni ITB 2025 bertekad untuk kembali menjadi ajang seni bergengsi dan gerakan budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat.
Momentum kebangkitan ini disambut hangat, tidak hanya oleh mahasiswa, tetapi juga alumni dan warga Bandung yang telah lama merindukan kehadiran festival ikonik ini.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengikuti perkembangan Pasar Seni ITB 2025 melalui akun resmi di Instagram dan TikTok: @pasarseniitb atau menghubungi tim media, Madeline Natalie melalui WhatsApp di 081908115091 dan email pasen.inquiries@gmail.com.