Deretan Artis Meriahkan Pasar Seni ITB 2025, dari Project Pop, Serius, hingga Panas Dalam

Fachrizal Hutabarat

TAK hanya menjadi ajang temu seni terbesar di Bandung, Pasar Seni ITB 2025 juga akan menghadirkan deretan penampilan artis papan atas yang siap mengguncang Kampus ITB Ganesha akhir pekan ini, Sabtu–Minggu, 18–19 Oktober 2025. 

Puncak kemeriahan terjadi saat deretan musisi lintas generasi naik ke panggung. Di antaranya Project Pop, The Panas Dalam Band, Seurieus, Dongker, Nona Ria, White Chorus, Sivia, Soenji, Bottlesmoker, Methosa, dan masih banyak lagi. 

Masih ingatkah Anda dengan Project Pop, grup musik asal Bandung yang dikenal lewat gaya humor dan aransemen jenaka, kini beranggotakan Oon, Gugum, Udjo, Tika, Yosi, dan Odie

Lagu-lagu mereka seperti Dangdut Is The Music of My Country, Ingatlah Hari Ini, dan Bukan Superstar sempat menjadi anthem generasi 2000-an yang selalu membawa tawa dan nostalgia. 

Dari sisi rock alternatif, Seurieus akan menghadirkan energi khasnya lewat hits seperti Rocker Juga Manusia dan Kuda Lumping, dibawakan oleh sang vokalis Candil yang juga alumni DKV ITB yang karismatik. 

Tak ketinggalan, The Panas Dalam Band dengan sosok alumni ITB, Pidi Baiq sebagai frontman, siap mencairkan suasana lewat lirik satir dan melodi hangat dalam lagu-lagu seperti Dunia Ini Pasti Lebih Indah Jika Kita Bisa Bernyanyi.

Ketiganya membawa kenangan lintas dekade, sebuah reuni emosional antara musik, humor, dan semangat kreatif khas Bandung yang tak lekang oleh waktu.

Momen penuh tawa, nostalgia, dan kehangatan itu akan kembali terulang di Pasar Seni ITB 2025, ketika para musisi legendaris ini naik ke panggung yang sama, menghidupkan kembali semangat masa lalu dengan energi baru di tengah riuhnya lautan penonton yang merayakan seni dan musik kampus terbesar di Indonesia.

Selain itu, nantinya di sepanjang Jalan Ganesha, para seniman juga akan memeriahkan “Jalan Seni” dengan instalasi dan pertunjukan interaktif, lengkap dengan wahana permainan yang menghadirkan suasana festival seni terbesar di Bandung.

Hari pertama akan dibuka pukul 10.00 WIB di Sabuga dengan rangkaian kegiatan yang mencerminkan semangat seni multidisiplin khas ITB. 

Di panggung utama, pengunjung akan disuguhi konser ITB Jazz, pertunjukan pendongeng Anna Bella Subakti, musik dan tari Jaipong, hingga penampilan kelompok perkusi

Sementara di auditorium berlangsung forum diskusi “Lapis Legit: Bedah Lapisan Realita” mulai pukul 12.00 WIB, dan di area luar ruangan diadakan Lomba Kereta Peti Sabun XII yang menjadi tontonan khas tiap gelaran Pasar Seni. 

Tak ketinggalan, di panggung Aula Barat, komunitas Karya Seni Tuli mengajak pengunjung belajar bahasa isyarat, KIBA ITB berbagi proses kreatif ilustrasi buku anak, dan Adryan Natha tampil dengan boneka ventriloquist-nya yang menghibur.

Memasuki hari kedua, Minggu, 19 Oktober, pengunjung bisa ikut serta dalam berbagai workshop kreatif di Lapangan Teknik Sipil ITB dekat Aula Barat, mulai dari teknik cyanotype biru, clay, macramé, topeng kardus, hingga daur ulang plastik menjadi gantungan kunci atau karabiner. 

Kegiatan ini berbayar dengan kisaran Rp65–125 ribu, dan hasil karyanya dapat dibawa pulang. Di area kampus, ratusan stand produk kerajinan dan kuliner berjajar dari depan hingga belakang kampus, menghadirkan batik, perhiasan, art pop, jam tangan, hingga kuliner khas seperti batagor, sate jando, donat, pizza, dan kopi.

Menurut Ketua Panitia Pasar Seni ITB 2025, Zusfa Roihan, seluruh area kampus akan disulap menjadi ruang apresiasi dan interaksi seni yang inklusif. 

Panitia menargetkan 600 ribu pengunjung selama dua hari penyelenggaraan. Untuk dapat masuk, pengunjung wajib mendaftar secara daring untuk mendapatkan tiket gratis atau bisa langsung di lokasi pada hari acara. 

Dengan skala penyelenggaraan, jumlah penampil, dan antusiasme publik yang begitu besar, Pasar Seni ITB 2025 bukan sekadar agenda kampus, melainkan selebrasi seni yang menjelma menjadi fenomena budaya. 

Ribuan karya, puluhan musisi, dan ratusan komunitas akan berpadu dalam satu atmosfer kreatif yang mengguncang Bandung. Mungkinkah gelaran Pasar Seni ITB 2025 ini akan menjadi pesta seni dan musik kampus paling meriah di Asia Tenggara tahun ini?

Topik:
Share:
Facebook
X
LinkedIn
Threads
WhatsApp
Related Post