KSTI 2025 yang digelar oleh Kemendikbudristek dan ITB menjadi wadah kolaborasi riset, industri, dan pendidikan tinggi untuk mendorong transformasi ekonomi Indonesia berbasis sains dan teknologi.
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) , bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 pada 7–9 Agustus 2025 di Sabuga ITB, Bandung.
Acara nasional berskala internasional ini dihadiri oleh lebih dari 3.000 peserta, yang terdiri dari ilmuwan, teknokrat, CEO BUMN, pelaku industri strategis, diaspora, dan pembuat kebijakan.
Mengusung tema “Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi Melalui Penguasaan Sains dan Teknologi”, KSTI 2025 menjadi platform sinergi antara riset, pendidikan tinggi, dan dunia industri untuk mendorong transformasi ekonomi nasional. Presiden Prabowo pun juga datang untuk membuka acara tersebut.
Konvensi tersebut juga menghadirkan jajaran narasumber kelas dunia, termasuk dua penerima Nobel, yakni Konstantin Novoselov (peraih Nobel Fisika) dan Brian Schmidt (peraih Nobel Fisika 2011).
Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara pun antusias dalam menyambut jalannya acara ini. Ia berharap, acara ini dapat menjadi mendorong kontribusi karya sains dan teknologi yang berkontribusi pada kemandirian teknologi dan pertumbuhan ekonomi.
“Suatu kehormatan yang luar biasa untuk ITB. Kita akan menghadirkan banyak karya-karya dosen, mahasiswa, peneliti sudah masuk dan berkontribusi pada kemandirian teknologi dan pertumbuhan ekonomi,” kata Tatacipta Dirgantara mengutip dari akun Instagram @ksti.2025 pada 7 Agustus 2025.
Konvensi ini sendiri menyoroti delapan sektor strategis pembangunan nasional, yakni: pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto mengatakan pentingnya penguasaan sains dan teknologi untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.
Menurut Brian, pertumbuhan ekonomi yang merata dapat dilakukan melalui industrialisasi. Sementara, kunci dari industrialisasi adalah penguasaan sains dan teknologi. Hal tersebutlah yang dianggap dapat mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di Indonesia.
“Untuk pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dan ekonomi ekstraktif, kita harus berubah menjadi lebih mengelola industrialisasi dan kuncinya adalah penguasaan sains dan teknologi,” kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto saat membuka gelaran Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Kamis, 7 Agustus 2025 mengutip dari Antara.
Agenda KSTI sendiri meliputi diskusi panel, sesi eksekutif, pameran hasil riset dan teknologi, hingga penyerahan BRIN Award kepada institusi dan peneliti unggulan.
Konvensi juga menghadirkan tokoh-tokoh internasional, termasuk penerima Nobel, untuk berbagi pengalaman mengenai hilirisasi riset di negara maju.
Melalui KSTI 2025, Kemendikbudristek dan ITB menegaskan komitmennya untuk membangun Indonesia berbasis sains dan teknologi, dengan tujuan akhir: pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan merata.