KEPUTUSAN Ketum IA-ITB 2025-2029, Agustin “Angin” Peranginangin (Teknik Sipil 1994) menunjuk Rosa Permata Sari (Teknik Sipil 1998) sebagai Sekretaris Jenderal PP IA-ITB 2025–2029 dinilai merupakan langkah cerdas dan visioner.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pemilu IA-ITB 2025, Ilma Mauldhiya Herwandi (Teknik Perminyakan 2015). Menurutnya, duet keduanya menjadi representasi dari semangat baru IA-ITB kepemimpinan yang mendengarkan lintas generasi dan bergerak dengan progresivitas nyata.
“Kak Rosa adalah sosok teknokrat yang matang dan berdedikasi. Ia memahami baik strategi maupun implementasi, serta bekerja dengan ketulusan dan presisi,” ungkap Ilma dengan penuh keyakinan, mengutip dari energyworld.co.id pada Senin, 3 November 2025 .
Menurut Ilma, sinergi antara Bang Angin dan Rosa adalah kombinasi ideal antara visi strategis dan kemampuan teknis yang tajam.
Agustin dikenal luas karena jejaringnya yang kuat dan pengalamannya mengelola dinamika alumni, sementara Rosa menghadirkan kedalaman analitis dan keteguhan profesionalisme yang ditempanya di sektor energi nasional.
“Keduanya saling melengkapi. Duet ini berpotensi membawa IA-ITB menjadi organisasi yang lebih tangguh, adaptif, dan berdampak bagi masyarakat luas,” lanjut Ilma.
Lebih dari sekadar pembagian peran, Ilma melihat penunjukan Rosa sebagai refleksi nyata dari semangat kolaborasi lintas generasi yang kini menguat di tubuh IA-ITB.
Kehadiran perempuan teknokrat di posisi strategis ini menandai transformasi organisasi menuju era baru yang lebih inklusif dan egaliter.
“IA-ITB kini bukan hanya wadah nostalgia, tapi ruang pertumbuhan bagi semua alumni tanpa batas angkatan, profesi, maupun latar belakang,” tutur Ilma.
Ia menambahkan, duet Bang Angin dan Kak Rosa mencerminkan model kepemimpinan yang kolaboratif dan membuka peluang bagi munculnya pemimpin-pemimpin muda berintegritas di masa mendatang.
Dalam pandangan Ilma, Rosa layak disebut sebagai salah satu Kartini Ganesha, perempuan yang menembus batas lewat kompetensi dan pengabdian.
“Kak Rosa telah menunjukkan bagaimana integritas dan profesionalisme dapat menjadi energi penggerak bangsa. Beliau adalah contoh nyata bahwa dedikasi tidak mengenal gender,” ucapnya.
Rosa Permata Sari sendiri merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (Teknik Sipil ’98) yang telah tumbuh menjadi salah satu pemimpin muda di sektor energi nasional.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana dengan predikat cum laude, Rosa kemudian mengasah kompetensi melalui program magister di bidang Teknik Industri & Sistem di National University of Singapore dan gelar MBA global di kolaborasi antara ITB, Aalto University.
Karier profesionalnya menelusuri jalur strategis di industri gas dan energi, di mana ia memegang posisi penting mulai dari Program Management Office infrastruktur hingga Direktur Teknik & Operasi di PT Pertamina Gas, dan kini dipercaya sebagai Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis di PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Dengan latar belakang teknis yang kuat dan reputasi sebagai pemimpin yang progresif, Rosa dinilai sebagai figur pembawa perubahan yang sangat relevan di era kolaborasi lintas generasi.
Sebagai Ketua Umum Pemilu IA-ITB 2025 yang memimpin proses demokrasi terbesar di lingkungan alumni ITB, Ilma menaruh harapan besar pada arah baru yang dibawa oleh Bang Angin dan Rosa.
“IA-ITB adalah rumah besar bagi seluruh alumni. Saatnya kita bergerak bersama, berbakti, dan bersatu demi masa depan Indonesia Emas 2045. Wis wayahe!” pungkas Ilma penuh semangat.
Sebelumnya, kepengurusan PP IA-ITB 2025-2029 telah resmi ditetapkan dalam rilis resmi Surat Keputusan Ketua Umum IA-ITB No. 007/SK-IA/PP.IAITB/X/2025 tanggal 17 Oktober 2025, yang memuat susunan Dewan Penasehat dan Dewan Pengurus IA-ITB.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, Bang Angin akan didampingi oleh Sekretaris Jenderal Rosa Permata Sari (SI ’98) dan Bendahara Umum Rilly C. Hutabarat (MS ’98).
Selain itu, Sebagai mitra strategis, Dewan Penasehat IA-ITB diketuai oleh Rektor ITB dan diisi oleh sejumlah figur tokoh nasional berpengaruh dari berbagai bidang, akademisi, profesional, pengusaha, hingga mantan Ketua Umum IA-ITB.
Di antaranya terdapat nama-nama seperti Prof. Brian Yuliarto, Budi Gunadi Sadikin, Prof. Yassierli, Purbaya Yudhi Sadewa, Dodi Hanggodo, Hatta Rajasa, Pramono Anung, I Wayan Koster, Claus Wamafma, Arief Yahya, Nurhayati Subakat, Muslimin Nasution, dan Jehansyah Siregar.
Kehadiran para tokoh ini diharapkan dapat memperkuat peran IA-ITB sebagai jembatan antara dunia akademik, industri, dan kebijakan publik, sekaligus memperluas dampak positif alumni ITB bagi bangsa.





