PANITIA Pasar Seni ITB 2025 menggelar rangkaian acara terakhir jelang perhelatan akbar dengan menghadirkan event pawai kostum bertajuk “Tapak Meriah” pada Minggu, 21 September 2025.
Parade ini melintasi kawasan Car Free Day (CFD) Dago, Bandung, menghadirkan arak-arakan penuh warna yang menyedot perhatian ribuan warga dan menjadi momentum pamungkas sebelum pesta seni terbesar di Indonesia tersebut resmi digelar.
Pawai dimulai pukul 07.30 WIB dari Kampus ITB Ganesha. Peserta parade yang merupakan para mahasiswa ITB berjalan melewati Jalan Dago dengan deretan kostum spektakuler, riasan mencolok, hingga atraksi interaktif yang mengajak warga untuk ikut terlibat.
Rangkaian arak-arakan kemudian berpuncak di Taman Dago, sebelum kembali ke ITB Ganesha sebagai penutup.
“Tapak Meriah kami hadirkan sebagai ruang perayaan rakyat. Bukan sekadar tontonan, tapi pengalaman bersama di mana publik ikut menjadi bagian,” ujar Chiara Hasan, Wakil Ketua Divisi Media Partner Pasar Seni ITB 2025, mengutip dari rilis resmi acara.
Lebih dari Sekadar Parade

Parade ini bukan hanya menampilkan kreativitas mahasiswa ITB, khususnya dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), tetapi juga merepresentasikan tema besar Pasar Seni ITB 2025, yaitu “Setangkat Lekat”.
Tema tersebut menggambarkan realitas baru di mana dunia nyata dan dunia maya saling melebur.
Dalam pawai, simbolisme itu hadir lewat dua tokoh utama: Sirotam yang melambangkan unsur alam dan dunia primal, serta Oris yang mencerminkan dunia digital futuristik.
Kedua tokoh ini dipertemukan dalam tarian kolaboratif, memperlihatkan bagaimana dua realitas yang berbeda dapat berpadu dalam harmoni.
Sepanjang jalur pawai, masyarakat disuguhkan berbagai momen kreatif, mulai dari atraksi tari, pertunjukan teatrikal, hingga interaksi spontan dengan peserta parade. Anak-anak berfoto bersama penampil, sementara orang dewasa tampak mengabadikan setiap momen dengan kamera ponsel.
Antusiasme Warga Bandung
Keberadaan Tapak Meriah di tengah CFD Bandung mendapat respons positif dari masyarakat. Banyak warga mengaku terhibur sekaligus penasaran dengan gelaran Pasar Seni ITB bulan depan.
“Seru sekali, biasanya CFD hanya olahraga dan musik jalanan. Kali ini bisa lihat kostum keren, ada makna juga di baliknya,” kata Nida, salah seorang pengunjung yang datang bersama keluarganya.
Dengan semangat kebersamaan yang dibangun lewat parade ini, Pasar Seni ITB 2025 diproyeksikan kembali menjadi pesta seni rakyat terbesar, tidak hanya untuk warga Bandung, tetapi juga bagi pecinta seni dari seluruh Indonesia.
Membangun Momentum Menuju Pesta Seni
Sebagai pra-acara pamungkas, Tapak Meriah dirancang untuk membangun antusiasme masyarakat menjelang pesta utama Pasar Seni ITB 2025, yang akan digelar pada 18–19 Oktober 2025 di Kampus ITB Ganesha.
“Parade ini adalah hidangan pembuka terakhir sebelum pesta besar. Kami ingin meninggalkan kesan mendalam, sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih dekat dengan seni,” tambah Chiara.
Pasar Seni ITB sendiri dikenal sebagai acara seni terbesar di Indonesia, bahkan salah satu festival seni terbesar di Asia Tenggara. Sejak pertama kali digelar pada 1972, acara ini konsisten menjadi ruang pertemuan seniman, desainer, musisi, dan masyarakat. Pada edisi 2014, festival ini mencatat sejarah dengan lebih dari 700.000 pengunjung dalam satu hari.
Tahun ini, Pasar Seni ITB akan menghadirkan lebih dari 300 tenant seni, kuliner, dan produk kreatif, tiga panggung utama, serta instalasi seni yang tidak hanya dipamerkan di dalam kampus, tetapi juga meluas hingga kawasan Gelap Nyawang dan Tamansari.