Pemkot Bandung Dukung Pasar Seni ITB 2025 untuk Dongkrak Pariwisata

Fachrizal Hutabarat

Pemkot Bandung mendukung penuh Pasar Seni ITB 2025 yang akan digelar 19 Oktober sebagai ajang seni dan budaya untuk mendorong pariwisata kota.

PEMERINTAH Kota Bandung menyatakan dukungan penuhnya terhadap penyelenggaraan Pasar Seni ITB 2025, sebuah festival seni dan budaya yang diinisiasi oleh mahasiswa dan sivitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Acara ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas, tetapi juga diharapkan mampu mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Bandung.

Menurut Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dukungan tersebut menegaskan komitmen pemerintah kota dalam memfasilitasi penyelenggaraan acara, mulai dari penyediaan ruang publik, koordinasi lintas dinas, pengelolaan teknis, hingga dukungan promosi dan keamanan.

Dukungan Farhan tersebut disampaikannya secara langsung dalam pertemuan bersama jajaran ITB dalam rangka persiapan Pasar Seni ITB 2025 di Wisma Ganesha pada Selasa, 24 Juni lalu. 

“Pasar Seni adalah bagian dari identitas Kota Bandung yang kreatif dan inklusif. Ini bukan sekadar acara kampus, tapi sudah menjadi milik masyarakat luas,” kata Farhan pada pertemuan persiapan Pasar Seni ITB 2025, di Wisma Ganesha, Selasa 24 Juni.

Sementara itu, Rektor ITB, Prof. Tatacipta Dirgantara, menyampaikan harapannya agar Pasar Seni 2025 dapat terselenggara dengan nyaman dan aman bagi pengunjung. 

Prof. Tatacipta juga menekankan pentingnya menjadikan acara ini sebagai panggung budaya nasional yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat. 

Ia  berharap Pasar Seni ITB 2025 hadir selaras dengan semangat menjadikan ITB sebagai kampus yang menginspirasi, ramah, dan terbuka untuk masyarakat melalui multidisiplin.

“Hal tersebut menggabungkan aspek humaniora, seni, sains, teknologi, sampai ekosistem bisnis yang tidak terpisah-pisah,” ujar Prof. Tatacipta.

Pasar Seni ITB dengan status sebagai salah satu festival seni terbesar di Asia Tenggara telah menjadi tonggak penting dalam lanskap budaya Indonesia sejak pertama kali digelar pada tahun 1972 lalu.

Festival empat tahunan ini dikenal bukan hanya sebagai ajang pamer karya, melainkan juga sebagai ruang interaksi sosial dan kolaborasi lintas disiplin, yang menampilkan pertunjukan kolaboratif dan eksperimental tidak hanya terpatok dalam satu bentuk kesenian.

Pasar Seni ITB 2025 akan melibatkan lebih dari 200 seniman dan komunitas, 300 stan kreatif, tujuh wahana seni, serta tiga panggung utama. 

Setelah sukses digelar terakhir pada 2014, edisi 2025 dirancang lebih inklusif dan kolaboratif, membuka ruang bagi seniman muda, komunitas kreatif, pelaku UMKM, dan masyarakat umum untuk turut terlibat dan berpartisipasi.

Pasar Seni Edisi 2025 kali ini menjadi sangat istimewa karena menandai kembalinya festival setelah tertunda pada Pasar Seni 2020 lalu yang batal akibat pandemi. 

Tahun ini, Pasar Seni ITB hadir dengan semangat baru yang lebih inklusif, relevan dengan isu kontemporer, dan mengedepankan partisipasi komunitas lokal serta lintas generasi. 

Pasar Seni ITB 2025 akan diselenggarakan selama satu hari penuh pada Minggu, 19 Oktober 2025. Berbeda dari sebelumnya, tahun ini acara akan diperluas dari kampus ITB Ganesha ke sepanjang Jalan Ganesha, termasuk area Gelap Nyawang dan Tamansari, menciptakan suasana “jalan seni” yang terbuka bagi seluruh warga kota.

Untuk membangun antusiasme masyarakat sejak jauh hari, panitia telah menggelar serangkaian kegiatan pra-acara yang berlangsung sejak awal tahun. 

Di antaranya adalah Soft Launching dan konser Jazz Aula Barat pada Februari 2025 sebagai pembuka, yang dilanjutkan dengan pameran “Kilas Balik: Lima Dekade Pasar Seni ITB” pada 25–31 Mei di Galeri Soemardja. 

Pameran ini menampilkan arsip visual, poster, dan artefak dari perjalanan panjang Pasar Seni sejak 1972. Disusul pada 2–3 Juni, pameran “Sinestesia” menghadirkan instalasi dan video mapping bertema interaksi seni dan teknologi di Gedung CAD dan Soemardja.

Seremoni pembukaan resmi rangkaian acara digelar pada 25 Mei 2025 di Lapangan Merah FSRD ITB. 

Selanjutnya, berbagai aktivasi dan mini-event digelar tiap bulan hingga Oktober, termasuk pameran seni rupa oleh mahasiswa baru di ITB Jatinangor pada 28–29 Juni. 

Semua kegiatan ini bersifat terbuka untuk publik dan menjadi upaya memperluas akses terhadap seni tanpa sekat institusional.

Pemerintah Kota Bandung juga membuka peluang kolaborasi strategis dengan agenda promosi wisata kota selama Agustus hingga September 2025. 

Hal ini diharapkan dapat memperluas jangkauan audiens dan memperkuat posisi Pasar Seni ITB sebagai ikon pariwisata dan kreativitas kota.

Dengan sinergi antara Pemkot Bandung dan ITB, Pasar Seni 2025 siap menjadi lebih dari sekadar festival seni, yakni sebagai ruang ekspresi bersama dan penggerak pertumbuhan ekonomi kreatif kota.

Selain itu, lewat kolaboratif dari mahasiswa, dosen, alumni, dan masyarakat, Pasar Seni ITB 2025 bertekad untuk kembali menjadi ajang seni bergengsi dan gerakan budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat.

Momentum kebangkitan ini disambut hangat, tidak hanya oleh mahasiswa, tetapi juga alumni dan warga Bandung yang telah lama merindukan kehadiran festival ikonik ini.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengikuti perkembangan Pasar Seni ITB 2025 melalui akun resmi di Instagram dan TikTok: @pasarseniitb atau menghubungi tim media, Madeline Natalie melalui WhatsApp di 081908115091 dan email pasen.inquiries@gmail.com.

Topik:
Share:
Facebook
X
LinkedIn
Threads
WhatsApp
Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *