Seorang siswi SMP bernama Ziel bersama ibunya mewakili mewakili wisuda ayahnya, Hesekiel Sijabat yang meninggal akibat serangan jantung mendadak di momen wisuda ITB 2024/2025.
MOMEN wisuda ITB tahun akademik 2024/2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) pada 25 dan 26 April 2025 lalu menghadirkan sebuah cerita yang mengharukan. Seorang pelajar SMP bernama Grazielle Faith Sijabat (Ziel) bersama ibunya dengan penuh keberanian naik ke panggung untuk mewakili ayahnya, Hesekiel Sijabat (GD’94) yang seharusnya diwisuda, namun telah berpulang sebulan sebelumnya.
Lewat akun Instagramnya @santosoim, Dosen Teknik Metalurgi ITB, Imam Santoso mengunggah momen mengharukan ini pada 26 April lalu. Peristiwa ini kemudian menjadi perhatian khusus di kalangan netizen karena Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara secara khusus turun dari panggung untuk menyalami sang istri yang tak kuasa menahan tangis haru.
Seluruh wisudawan, tamu undangan, hingga jajaran staf akademik ITB pun juga terlihat tak kuasa menahan tangis menyaksikan momen mengharukan itu. Namun, menurut Natasha Siahaan selaku istri, awalnya dirinya sama sekali tidak menduga akan diberikan sesi khusus itu.
“Saya nangis dari pertama masuk ruangan wisuda. Semakin sedih karena biografi suami dibacakan dan kami dipanggil ke depan. Audiens bertepuk tangan saat itu, para Guru Besar ITB berdiri menyambut kami,” kata Natasha Siahaan saat dihubungi Alumnia.

Hesekiel Sijabat (GD’94)
Pada wisuda itu, Hesekiel Sijabat, dinyatakan lulus magister Teknik Geodesi dan Geomatika dengan predikat cumlaude dari ITB, namun ia tidak sempat merasakan momen wisuda bersama keluarga, karena menurut sang istri, Natasha Siahaan, ia meninggal dunia karena sakit jantung mendadak.
Natasha menceritakan, awalnya almarhum suami tiba-tiba merasakan sakit di bagian jantungnya. Ia meminta segera dibawa di rumah sakit terdekat, di RS Siloam Jakarta Selatan. Serangan jantung itu kemudian terjadi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada Sabtu, 1 Maret 2025. Hesekiel Sijabat pun dinyatakan meninggal dunia pada usia 49 tahun.
“Bapak terkena sakit serangan jantung mendadak. Sebelumnya tidak ada riwayat sakit, makannya semuanya terjadi begitu cepat,” lanjut Natasha Siahaan saat dihubungi Alumnia.
Menurutnya, ia dan keluarga merasa sangat terpukul dengan kejadian ini. Karena selama ini, mendiang suami selalu berusaha menjalankan hidup sehat. Almarhum Hesekiel Sijabat kini telah dimakamkan di pemakaman keluarga di kampung halamannya, di Curup, Bengkulu.
Natasha selaku istri dari Hesekiel, mengingat mendiang suami adalah pribadi yang sangat berdedikasi tinggi pada pekerjaannya. Hesekiel Sijabat sendiri adalah Direktur Survey & Pemetaan Tematik Direktorat Jenderal SPPR, Kementerian ATR/BPN.
Semasa hidupnya, Hesekiel adalah seorang pemimpin yang visioner dan berhati lembut. Ia pun diketahui sangatlah sederhana dalam hidup, hingga di akhir hayatnya pun tidak punya kendaraan pribadi.
Hesekiel juga dianggap sebagai sosok yang menjaga keberagaman beragama. Sebagai seorang nasrani, saat ia menjabat sebagai Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Cirebon, ia banyak menjalin hubungan baik dengan para pemuka agama di Kabupaten Cirebon yang mayoritas beragama Islam.
“Para Kyai dan Pemuka Agama Kabupaten Cirebon menangis mendengar kabar duka karena Pak Kiel (Hesekiel) adalah orang yang nasionalis dan sangat menjaga keberagaman,” kata Natasha.
Kini, sang putri yang akrab dipanggil Ziel, kini sudah menerima kenyataan bahwa ayahnya sudah berpulang. Menurut Natasha, Ziel selalu berada disampingnya, saling menguatkan dikala sedih.
“Putri kami tangguh, dia sangat peka. Dia selalu bilang ‘I am here to comfort you, Mommy‘ kalo saya lagi sedih,” kata Natasha.
Ziel sendiri saat ini adalah siswi SMP kelas 7 di SMP NOAH Jakarta Timur. Menurut ibunya, darah seorang pembaca diturunkan dari almarhum ayahnya ke anaknya.
“Ziel sangat mirip dengan ayahnya, dia adalah seorang yang hobi membaca buku,” kata Natasha.
Natasha melanjutkan, meski tak mampu melihat ayahnya diwisuda, namun, toga wisuda yang telah disiapkan di rumah menjadi simbol perjuangannya. Ziel, menggantikan ayahnya mengenakan toga tersebut, menyampaikan pesan menyentuh kepada sang ayah melalui rekaman video yang diunggah di Instagram.
“Hai Papa, aku ada di sini untuk mewakili di acara wisuda. Terima kasih Papa, aku begitu bangga denganmu karena Papa lulus cumlaude. Terima kasih Papa dan ITB,” ujar Ziel dengan suara bergetar namun penuh keberanian.
Kehadiran Ziel bersama ibunya di acara wisuda tersebut menggugah emosi para hadirin. Sang ibu tak kuasa menahan air mata, sementara Ziel berusaha menguatkan ibunya dengan ketegaran yang luar biasa.
Hesekiel Sijabat S.T., M.T (GD’94) lahir di Batusangkar, Sumatera Barat pada tanggal 19 Mei 1975. Ia adalah Direktur Survei dan Pemetaan Tematik, Ditjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang Kementerian ATR/BPN. Beliau adalah alumni Teknik Geodesi dan Geomatika ITB angkatan 1994. Ia kemudian melanjutkan studi magister di Teknik Geodesi dan Geomatika ITB pada 2023 dan lulus dengan predikat cumlaude.
Seluruh kariernya ia tempuh di Kementerian ATR/BPN selama lebih dari 20 tahun. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Kabupaten Bengkulu Tengah, Kepala Bidang Survey & Pengukuran BPN Provinsi Bandung, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Cirebon dan terakhir sebagai Direktur Survey & Pemetaan Tematik Direktorat Jenderal SPPR- Kementerian ATR BPN.
Hesekiel juga menjabat sebagai Ketua Umum IAGD-ITB (Ikatan Alumni Geodesi ITB) periode 2023-2026. Ia meninggalkan seorang istri dan anak pada usia 49 tahun pada Sabtu, 1 Maret 2025 akibat serangan jantung mendadak.