KEBERHASILAN jalannya ajang estafet wonder ITB Ultra Marathon 2025 membawa berkah tersendiri bagi mahasiswa ITB. Ratusan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali memperoleh dukungan biaya pendidikan melalui Program Zakat dan Infak Gajah, sebuah gerakan sosial yang menghimpun dana zakat dan infak dari para alumni.
Sejak diluncurkan pada 2017, program yang dikelola Rumah Amal Salman ini telah menjadi salah satu penopang utama bagi mahasiswa yang menghadapi kendala finansial.
Sepanjang tahun 2024, jumlah bantuan yang berhasil disalurkan mencapai sekitar Rp2,3 miliar per tahun, dengan penerima manfaat kurang lebih 400 mahasiswa, baik muslim maupun non-muslim.
Keberhasilan program ini tidak lepas dari sinergi antara Ditmawa ITB, BPUDL, IA-ITB, serta komunitas-komunitas alumni.
Pada 2025, program tersebut berkolaborasi dengan ITB Ultra Marathon, sebuah ajang lari tahunan yang kini juga difokuskan untuk memperkuat misi sosial.
Melalui acara olahraga ini, donasi dari alumni maupun masyarakat dialokasikan guna membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan membayar UKT.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Irwan Meilano, menegaskan bahwa jumlah mahasiswa dengan keterbatasan ekonomi jauh melebihi kuota bantuan yang tersedia.
“Dari sekitar 450 mahasiswa kategori tidak mampu yang tidak terfasilitasi program KIP-K, hanya 269 orang yang bisa ditampung. Artinya, masih banyak yang perlu kita bantu bersama,” jelas Irwan mengutip dari Jabarekspres.com pada 2 Oktober 2025.
Selain menggalang dukungan finansial, Rumah Amal Salman juga memberikan layanan bagi para donatur yang ingin menyalurkan zakat maupun infaq melalui status resminya sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ).
“Sejak awal tujuan kami adalah memastikan tidak ada mahasiswa ITB yang terhambat menyelesaikan studi hanya karena masalah biaya. Solidaritas alumni menjadi kekuatan yang membuat Program Zakat dan Infak Gajah tetap berjalan hingga sekarang,” ujar perwakilan Rumah Amal Salman.
Bahkan sebagian alumni berharap kontribusinya disalurkan sebagai zakat atau infak. Untuk itu, Rumah Amal Salman memastikan bahwa semua dana yang terkumpul diserahkan penuh ke ITB melalui mekanisme beasiswa yang dikelolanya.
Dalam ITB Ultra Marathon tahun ini, Rumah Amal Salman juga mengirim dua tim pelari untuk menempuh rute Jakarta–Bandung sejauh 180 km. Tim Relay 1 diwakili oleh Nurul Wulandari, sementara Relay 16 terdiri dari alumni, donatur, amil, serta relawan.
Tidak hanya itu, mereka juga menghadirkan ambulans dan layanan kesehatan di kampus ITB selama kegiatan berlangsung sebagai bentuk dukungan tambahan terhadap acara.
Adapun sasaran bantuan tahun ini ditujukan untuk 300 mahasiswa ITB, dengan dana yang sudah terkumpul sebesar Rp200 juta dari total kebutuhan Rp900 juta.