Sukses Besar, Wali Kota Bandung Dukung Pasar Seni ITB Digelar Setahun Sekali

Fachrizal Hutabarat

KESUKSESAN penyelenggaraan Pasar Seni ITB 2025 mendapat apresiasi tinggi dari Wali Kota Bandung yang menilai acara ini berhasil menghidupkan kembali denyut kreatif Kota Kembang.

Selama dua hari pelaksanaan pada 18–19 Oktober 2025, kampus ITB di Jalan Ganesha berubah menjadi lautan manusia, menampung lebih dari 200.000 pengunjung dari berbagai daerah. 

Tak hanya menjadi ruang pamer karya, ajang ini juga memperkuat posisi Bandung sebagai kota seni dan budaya yang dinamis serta menjadi contoh kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat.

Hal ini mendapat perhatian langsung dari Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, yang hadir bersama sejumlah tokoh nasional. 

Ia mengapresiasi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB atas keberhasilannya menghidupkan kembali tradisi seni legendaris yang membuat Kota Bandung menjadi tuan rumah acara pulang kampung alumni ITB terbesar. 

“Terima kasih kepada ITB, khususnya FSRD, karena telah memberi kesempatan kepada Kota Bandung menjadi tuan rumah the biggest homecoming of ITB alumni in Indonesia. Semoga Pasar Seni ini bisa terus hadir setiap tahun,” ujar Farhan, dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 23 Oktober 2025.

Dukungan juga datang dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Widiyanti Putri Wardhana, yang turut menghadiri langsung kegiatan tersebut. Dalam keterangannya, ia menyebut Pasar Seni ITB sebagai ruang ekspresi yang melampaui batas generasi dan disiplin.

“Pasar Seni ITB adalah ruang yang menghadirkan ekspresi dan kolaborasi lintas generasi. Ajang ini bukan hanya pameran, tetapi sebuah ekosistem seni yang berkelanjutan dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Indonesia,” tutur Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.

Kemenparekraf juga menilai Pasar Seni ITB berperan besar dalam menggerakkan ekonomi kreatif lokal. Ribuan pengunjung yang datang tak hanya menikmati pameran, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi melalui transaksi di ratusan stan, food truck, dan wahana interaktif di kawasan Ganesha. 

Lebih lanjut, Menteri Widiyanti menambahkan bahwa acara ini sejalan dengan arah pengembangan pariwisata berbasis kebudayaan dan kreativitas yang tengah digencarkan pemerintah.

“Kegiatan seperti Pasar Seni ITB menunjukkan bagaimana budaya dan seni bisa menjadi motor penggerak sektor pariwisata. Inilah bentuk nyata pariwisata kreatif yang memberi dampak ekonomi sekaligus memperkuat identitas bangsa,” ungkapnya.

Kesuksesan acara ini juga semakin lengkap dengan kehadiran Widiyanti. Dalam acara lelang seni Adicitra Ganesha, ia melelang salah satu karya sumbangan Kartini Basuki, ibu Menteri Pariwisata, diperkirakan bernilai Rp 400–500 juta. 

Dengan antusiasme luar biasa dan dukungan lintas sektor, Wali Kota Bandung berharap Pasar Seni ITB dapat menjadi agenda tahunan yang terus dikembangkan dengan pendekatan lebih inklusif, partisipatif, dan berdampak sosial.

Melihat keberhasilan dan atensi publik yang begitu besar, Pasar Seni ITB 2025 bukan sekadar festival seni, melainkan gerakan budaya yang menyatukan manusia, teknologi, dan imajinasi dalam satu ruang bersama. Pertanyaannya kini, seperti apa kolaborasi dan inovasi baru yang akan lahir pada gelaran Pasar Seni ITB berikutnya dapat berkontribusi bagi Dana Citra Lestari ITB?

Topik:
Share:
Facebook
X
LinkedIn
Threads
WhatsApp
Related Post