TERAKHIR kali Vina Candrawati (DI ’02) bertemu dengan Ismail Bonaventura (DP ’02) pada 2006. Saat itu, Vina sedang sibuk mempersiapkan tugas akhir untuk menyandang gelar sarjana desain. Vina dan Bona satu angkatan, sama-sama tinggal di Cimahi, bahkan pernah pulang bersama setelah seharian mengurusi pertunjukan untuk wisuda Oktober 2002.
Meski sama-sama bergelut di dunia hiburan pasca lulus, keduanya tak pernah berkontak. Maklum, Vina yang kini dikenal sebagai pelukis pasir berbasis di Jakarta. Sementara Bona—panggilan akrab Ismail—yang sejak tingkat dua dikenal sebagai gitaris D’ Cinnamons lebih banyak beredar di Bandung.
Pertemuan kejutan dalam gelaran Jazz Tambang 2025 di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada Februari bukan hanya reuni kecil, melainkan juga jadi kolaborasi dadakan dua seni-man. “Gua kaget banget ternyata bintang tamu misteriusnya itu Vina,” kata Bona saat ditemui di sebuah kafe di Jakarta Selatan awal Maret lalu.
Vina yang tahu bahwa ada band dalam acara itu juga baru tahu belakangan kalau band yang dimaksud adalah D’Cinnamons. Dalam perjalanan darat dari kota Palembang ke Tanjung Enim, keduanya saling menyapa via teks Whatsapp sebelum bertemu muka. “Senang banget bisa ketemu Bona. Sudah belasan tahun enggak ketemu sejak lulus,” kata Vina.
Nostalgia masa kuliah saat gladi resik membuat Vina dan Bona menggelar kolaborasi dadakan. Dalam jadwal, Vina direncanakan untuk tampil lebih dulu dengan lukisan pasir-nya. D’Cinnamons di segmen setelahnya bakal membawakan sejumlah lagu. Mulai dari lagu hits “Kuyakin Cinta”, “Selamanya Cinta”—lagu tema Cintapuccino (2008)—hingga lagu terbaru ciptaan Bona “Matahari dan Bulan”.
Kolaborasi itu terjadi di lagu “Matahari dan Bulan”. Vina kembali naik panggung dan mengiringi D’Cinnamons dengan melukis pasir di layar. Saat gladi bersih, Vina mendengarkan lagu versi rekaman, merancang storyboard, berlatih menyesuaikan tempo 1-2 kali, sebelum tampil esok harinya. Padahal, Vina biasanya mempersiapkan storyboard dan latihan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
“Kita senang banget karena memang sebelum ini pernah berangan-angan kolaborasi sama Vina, hanya belum kesampaian,” kata Bona. Bagi D’Cinnamons, kolaborasi dengan Vina membuat musiknya lebih menyentuh. “Kita bisa menikmati karya seninya dari awal pertunjukan sampai akhir. Ada prosesnya; ada ceritanya. Ada gambar yang berubah dari satu frame ke frame lainnya. Ada cerita diiringi musik dan narasi,” kata Bona.
Jazz Tambang merupakan acara tahunan yang digelar BUMN Tambang. Tahun ini digelar PT Bukit Asam di Gedung Serba Guna. Pada tahun-tahun sebelumnya gelaran serupa digelar di lokasi tambang. “Pernah di dalam situs pertambangan, pernah juga di depan situs tambang,” kata Bona. Namun, karena urusan keamanan dan keselamatan, juga cuaca, acara kini digelar di dalam ruangan. “Kebetulan saat acara juga hujan, jadi penonton tak kehujanan,” katanya.
Pertunjukan Vina dan Bona terbilang sukses, tapi proses kembali ke Jakarta ternyata tak semulus pertunjukannya. Asisten Vina, misalnya, hampir gagal pulang gara-gara urusan pasir. “Jadi karena saya baru manggung di lokasi tambang, pihak bandara tidak mengizinkan tim saya membawa pasir silika yang sebenarnya kami bawa dari Jakarta,” kata Vina.
Pasir yang dibawa pulang memang tak lebih berat dari sekantong beras. “Mungkin ada kekhawatiran, kami bawa pulang hasil tambang,” kata Vina. Ia kemudian mengontak tim Bukit Asam agar ada surat yang menjelaskan bahwa pasir yang dibawa tidak bersumber dari situs penambangan.
“Alhamdulillah, setelah itu bisa dibawa,” kata Vina. Alat-alat musik Bona juga tertahan di bandara. “Ada salah satu alat yang namanya rainmaker,” kata Bona. Alat itu jika digerakkan menghasilkan suara rintik hujan. “Karena di dalam alat diduga ada senjata tajam, pihak bandara minta alat itu dibongkar,” kata Bona.
Bona tak membantah. “Tapi, kalau dibongkar, ya kita enggak bisa pakai lagi,” katanya. Syukurlah setelah dijelaskan, pihak bandara batal membongkar rainmaker.
Meski rencana pulang sedikit terhambat, reuni kejutan dan kolaborasi dadakan tidak membuat Vina dan Bona jera berkarya bersama. Kita doakan saja di waktu dekat, Vina dan D’Cinnamons bisa kembali berkolaborasi.